Mungkin dalam seminggu ini pengguna internet Indonesia untuk beberapa pengakses situs tertentu di luar negri terasa sangat lambat sekali koneksinya atau bahkan tak terhubung? Inilah mungkin penyebabnya, dilaporkan lewat CNet, telah terjadi pertempuran serangan spam tingkat tinggi terdahsyat yang dialami oleh “Spamhaus” sebuah organisasi anti spam, yang dipercaya bekerjasama dengan penyedia e-mail dan online banking di seluruh dunia dalam memblokir spam di kotak masuk (Inbox), kiriman email yang dianggap spam akan dialihkan ke kotak spam atau secara tehnis disebut, distributed denial of service (DDoS).
Belum lama berselang Spamhaus telah memasukkan sebuah perusahaan hosting “Cyberbunker” di Belanda ke daftar hitam, jadi apapun paket email yang dikirim dari sana secara otomatis akan dianggap spam. Nah, ini menyebabkan situasi meruncing, Cyberbunker (Namanya diambil dari bekas Bunker NATO) menjadi murka dan sejak 19 Maret lalu mereka menyerang membabi buta ke server Spamhaus.
Selama seminggu berturutan serangan Spam ke DDoS berlipat ganda hingga memuncak pada 300 gigabit per detik, dilaporkan hal tersebut berakibat terjadi perlambatan layanan internet di seluruh dunia, karena tekanan besar data pada target nama sistem domain(DNS) Spamhaus yang terkoneksi dengan banyak server penting di seluruh dunia melalui “Netfix”.
Sven Olaf Kamphuis, seorang aktivis internet (bootnet) mengaku juru bicara para penyerang, mengirim pesan online, "Kami yakin ini adalah salah satu DDoS serangan terbesar agar dunia melihatnya. Cyberbunker membalas Spamhaus yang menyalahgunakan pengaruh mereka."
Sejauh ini Spamhaus masih sanggup bertahan, karena punya sistem backup server DNS yang sangat besar, bahkan mereka didukung oleh banyak perusahaan jaringan internet besar lainnya termasuk Google.